"Memang Bapak (Antasari) benar-benar dibuat harus tidak dapat dibebaskan. Saya tidak diberi tahu ini titipan siapa, tapi keluarga saya yang tua-tua sudah diberi tahu," ujar Ida kepada Metro TV pada Jumat (12/2).
Ida mengaku, mendapat informasi itu dari tim investigasi yang dibentuk keluarga Antasari. Dia yakin kasus yang dihadapi suaminya adalah kasus yang sengaja dibuat untuk menjatuhkan Antasari dari kedudukannya sebagai pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Buktinya, bahkan sejak ditangkap 4 Mei 2009, Bapak ditangkap dengan empat dakwaan sekaligus tanpa sebelumnya diberitahukan bukti-buktinya. Bapak langsung ditetapkan sebagai terdakwa," ujar perempuan yang sudah 27 tahun mendampingi Antasari, ini kalem.
Ida makin yakin bahwa kasus yang dihadapi suaminya adalah kasus 'titipan' setelah melihat penyidik yang seakan bekerja sama dengan hakim.
"Informasi yang saya peroleh dari saudara di kepolisian dan di angkatan darat, penyidik masuk ke ruang hakim. Bahkan saat vonis dijatuhkan, penyidik mengangkat jempolnya kepada hakim seraya mengatakan 'yes'," papar Ida.
Menurut Ida, skenario yang dilakukan adalah saksi-saksi yang kompak memberikan informasi yang telah ditentukan sehingga akhirnya terkumpul menjadi suatu rangkuman cerita yang harus menjatuhkan suaminya.
Dia mengakui hanya saudara-saudara tuanya-lah yang telah memegang informasi siapa dalang di balik kasus ini. "Mungkin mereka takut bila di perempuan informasi tersebut akan bocor," ujar Ida.
Ida menyatakan sangat mudah untuk membongkar kebenaran di kasus suaminya tersebut. Caranya adalah dengan melihat siapa pengirim SMS ancaman yang dituduhkan dilakuan oleh Antasari.
"Polisi yang berhak membukanya, namun dalam hal ini polisi juga berperan dalam menjatuhkan Bapak," ungkapnya yang mengaku tegar akan vonis hakim yang telah lama diprediksinya akan berakhir demikian.
sumber: http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/newscatvideo/hukum/2010/02/12/99604/Keluarga-Antasari-Mengetahui-Dalang-Pembunuhan
{ 0 comments... read them below or add one }
Posting Komentar