Ilustrasi
JAKARTA - Kendati Pemilu 2014 masih lama namun hingar bingar panggung politik di penghujung 2010 sudah diwarnai munculnya sejumlah kandidat presiden yang akan berlaga di ajang lima tahunan tersebut.
Sejumlah partai politik bersama elit-elitnya seolah sudah tak mampu menahan libidonya untuk melontarkan siapa jago yang akan diusung dalam perhelatan Pemilihan Presiden. Nama Ani Yudhoyono, Mahfud MD, Aburizal Bakrie, Puan Maharani, dan Hatta Radjasa telah dikumandangkan.
Pengamat politik dari Universitas Paramadina M Ikhsan Tualeka melihat fenomena ini sebagai bukti ketidakbecusan para politisi dalam mengelola isu politik. Seharusnya mereka bisa memilah mana isu yang layak diangkat ke publik dan mana yang harus dibicarakan di belakang layar dulu.
“Peta politik kita begitu telanjang, sehingga akhirnya perhatian publik tersedot dengan konstelasi politik kekuasaan,” ujarnya dalam perbincangan dengan okezone di Jakarta, Kamis (30/12/2010). “Wajar saja mereka berebut kekuasaan tapi harusnya bisa dikemas dengan apik.”
Praktek semacam ini, menurut dia, tak hanya berdampak buruk bagi publik, tapi juga pemerintah. Seharusnya di masa setahun pemerintahan mereka fokus bekerja demi kepentingan rakyat.
Bukannya ramai-ramai memperdebatkan siapa yang layak mengisi tampuk kepemimpinan setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. “Kalau kemudian partai-partai saling bergesekan pasti akan mempengaruhi kondisi pemerintahan. Akhirnya kita disibukkan lagi dengan urusan yang seharusnya bisa ditunda,” sesalnya.
{ 0 comments... read them below or add one }
Posting Komentar