Spoiler for CekiBrottt:
Otak dibelakang semua teror ini adalah Dr Azzahari Husein, Noordin M Top, yang keduany adalah warga negara malaysia. Lalu kenapa mereka tidak melakukan pengeboman di Malaysia kalau alasannya ingin melenyapkan Amerika dan kaum kafir ? Di Malaysia ada pusat perjudian Genting highlands, di Malaysia banyak turis asing sejak mereka gencar berpromosi dengan Truly Asianya. Semua yang dijadikan sasaran teroris, Hotel JW Marriott, Hotel Ritz Carlton dan Kedutaan Amerika serta Australia, semuanya juga memiliki cabang di Malaysia, kenapa Indonesia yang di bom ?
Ketika bom Bali pada Oktober 2005 dan bom di Kedutaan Australia pada September 2004. Bali dipilih, karena salah satu lokasi wisata yang paling terkenal di Dunia, setiap tahunnya kunjungan turis asing ke Bali mengalahkan kunjungan turis asing ke Malaysia. Merasa tidak bisa bersaing, maka Malaysia membom Bali. Jumlah turis ke Bali menjadi sepi dan hampir semua berpindah ke Malaysia, yang kemudian gencar promosi dengan Malaysia Truly Asianya.
Dari sejumlah korban yang berjatuhan akibat teror bom di Indonesia tidak ada satu orangpun warga negara Malaysia yang menjadi korban.
Negara yang selamat dari Resesi Global di Asia hanya 3 negara (Indonesia, China & India). Malaysia anjlok dengan pertumbuhan ekonomi minus 6%!. Produk andalan mereka (Kelapa sawit dan karet harganya anjlok di pasar dunia. mereka harus mencari sumber baru). sumber baru itu bernama Ambalat. Lepas pantai ambalat menyimpan banyak cadangan minyak bumi yang nilainya luar biasa. Karena berada di Indonesia, maka malaysia mencoba melakukan provokasi kepada Indonesia dengan harapan Indonesia merespon dan menyerang terlebih dahulu, kalau sudah demikian dan terjadi perang terbuka, maka Malaysia akan mengadukannya kepada Mahkamah Internasional.
Malaysia gagal memprovokasi Indonesia di Ambalat maka Malaysia melakukan terror bom. Disaat Indonesia baru selesai Pemilu dengan kisruh DPT dan bersiap menyambut MU, ditambah dengan kepercayaan dunia Internasional yang tinggi yaitu: konferensi berskala internasional banyak dilakukan di Indonesia. Malaysia membom Hotel Ritz Carlton dan JW Marriot dengan harapan pengeboman terjadi karena orang yang tidak puas dengan Pemilu.
Ketika bom Bali pada Oktober 2005 dan bom di Kedutaan Australia pada September 2004. Bali dipilih, karena salah satu lokasi wisata yang paling terkenal di Dunia, setiap tahunnya kunjungan turis asing ke Bali mengalahkan kunjungan turis asing ke Malaysia. Merasa tidak bisa bersaing, maka Malaysia membom Bali. Jumlah turis ke Bali menjadi sepi dan hampir semua berpindah ke Malaysia, yang kemudian gencar promosi dengan Malaysia Truly Asianya.
Dari sejumlah korban yang berjatuhan akibat teror bom di Indonesia tidak ada satu orangpun warga negara Malaysia yang menjadi korban.
Negara yang selamat dari Resesi Global di Asia hanya 3 negara (Indonesia, China & India). Malaysia anjlok dengan pertumbuhan ekonomi minus 6%!. Produk andalan mereka (Kelapa sawit dan karet harganya anjlok di pasar dunia. mereka harus mencari sumber baru). sumber baru itu bernama Ambalat. Lepas pantai ambalat menyimpan banyak cadangan minyak bumi yang nilainya luar biasa. Karena berada di Indonesia, maka malaysia mencoba melakukan provokasi kepada Indonesia dengan harapan Indonesia merespon dan menyerang terlebih dahulu, kalau sudah demikian dan terjadi perang terbuka, maka Malaysia akan mengadukannya kepada Mahkamah Internasional.
Malaysia gagal memprovokasi Indonesia di Ambalat maka Malaysia melakukan terror bom. Disaat Indonesia baru selesai Pemilu dengan kisruh DPT dan bersiap menyambut MU, ditambah dengan kepercayaan dunia Internasional yang tinggi yaitu: konferensi berskala internasional banyak dilakukan di Indonesia. Malaysia membom Hotel Ritz Carlton dan JW Marriot dengan harapan pengeboman terjadi karena orang yang tidak puas dengan Pemilu.
Alasan Terroris (Nurdin N Tot dan Dr.Azharam) Melakukan Pengeboman Di
Pagi Hari
Spoiler for CekiBrottt:
Mengapa di lakukan 17 Juli? mengapa tidak tanggal 19/20 ketika MU sudah berada di Hotel Ritz Carlton ? mengapa dilakukan di saat pagi hari ? karena yang diincar adalah kegiatan CEO Breakfast meeting yang berlangsung. Meeting itu merupakn pertemuan rutin yang dihadiri oleh para petinggi perusahaan TAMBANG yang ada di Indonesia, tujuannya memberikan image kepada dunia bahwa Indonesia bukan tempat yang aman untuk berinvestasi dan berharap pengerjaan blok Ambalat pertambangan, akan jatuh ke tangan mereka.
Perhatikan nama-nama korban dibawah ini, alasan yang kuat mengapa Malaysia melakukannya di pagi hari
1. Kevin S Moore, PresDir Husky, perusahaan energi besar dunia.
2. Gary Ford, PresDir Anadarko Indonesia Company, produsen minyak & gas terbesar di dunia.
3. Garth McEvoy, PresDir Thiess Indonesia, perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan asal Australia.
4. Peter Van Wessel, PresDir Oil Tanking Ltd, perusahaan bergerak di bidang layanan penampungan minyak & bahan tambang.
5. James Castle, Chairman dan pendiri Castle Asia, perusahaan konsultan bisnis. Castle adalah tukang lobi terkemuka bagi perusahaan asing yang ingin investasi di Indonesia.
6. Noke Kiroyan, Mantan CEO PT Newmont Pacific Nusantara dan PresDir PT Rio 7. Tinto Indonesia, Noke menjabat sebagai Managing Partner PT Komunikasi Kinerja.
8. Adrianto Machribie, Mantan PresDir PT Freeport Indonesia pada 1996 -2006. Sekarang menjabat PresDir Atlantic Copper, anak usaha Freeport-McMoran Copper and Gold. Dia juga Penasehat Senior Presiden Direktur PT Freeport Indonesia.
9. Dave Potter, Warga negara Amerika Serikat Direktur PT Freeport Indonesia, perusahaan emas besar dunia asal Amerika Serikat.
Timothy Mackay, CEO PT Holcim Indonesia, Holcim merupakan raksasa semen dunia asal Swiss.
Klaim Si Malingshit Atas Kemerdekaannya :
Spoiler for CekiBrottt:
Kemerdekaan Malaysia yang lebih dari setengah abad ini merupakan jerih payah Malaysia melawan penjajah Inggris, tetapi sebenarnya kemerdekaan hadiah yang diberikan oleh kekuasaan Ratu British Empire sebagai koloninya dan saat ini Malasyia adalah salah satu anggota persemakmuran Inggeris.
Dalam catatan arsip Lokananta, hanya tertulis lagu tersebut sebagai lagu hiburan atau lagu rakyat populer dalam kategori jenis irama keroncong berdurasi 11 menit 15 detik dan tidak ada nama pencipta. Terang Bulan direkam pada piringan hitam pada 16 Maret 1965, bersama tiga lagu jenis keroncong lainnya. Lagu ‘Terang Bulan’ yang konon dijiplak untuk lagu kebangsaan Malaysia pada tahun 1957, ‘Negaraku’ ternyata juga saduran dari lagu karangan musisi Prancis Pierre-Jean de BĂ©ranger.
Lagu Terang Bulan sebenarnya tak diketahui penciptanya. Lagu tersebut pertama kali dinyanyikan secara kor di Radio Republik Indonesia Jakarta pada 1956. Lagu tersebut kemudian dipindahkan ke piringan hitam di perusahaan rekaman Lokananta, yang kini merupakan salah satu cabang Perum Percetakan Negara RI, pada 1965. “Kedua lagu tersebut sangat identik dan sangat mirip, terutama dalam hal introduksi, nada, dan tempo lagu,” kata Ruktiningsih. Ruktiningsih menjelaskan, Negaraku hanya mengubah syair Terang Bulan. Musik pengiring Negaraku dimodifikasi dengan sentuhan orkestra. Adapun lagu Terang Bulan diiringi musik sejenis keroncong.
Dalam catatan arsip Lokananta, hanya tertulis lagu tersebut sebagai lagu hiburan atau lagu rakyat populer dalam kategori jenis irama keroncong berdurasi 11 menit 15 detik dan tidak ada nama pencipta. Terang Bulan direkam pada piringan hitam pada 16 Maret 1965, bersama tiga lagu jenis keroncong lainnya. Lagu ‘Terang Bulan’ yang konon dijiplak untuk lagu kebangsaan Malaysia pada tahun 1957, ‘Negaraku’ ternyata juga saduran dari lagu karangan musisi Prancis Pierre-Jean de BĂ©ranger.
Lagu Terang Bulan sebenarnya tak diketahui penciptanya. Lagu tersebut pertama kali dinyanyikan secara kor di Radio Republik Indonesia Jakarta pada 1956. Lagu tersebut kemudian dipindahkan ke piringan hitam di perusahaan rekaman Lokananta, yang kini merupakan salah satu cabang Perum Percetakan Negara RI, pada 1965. “Kedua lagu tersebut sangat identik dan sangat mirip, terutama dalam hal introduksi, nada, dan tempo lagu,” kata Ruktiningsih. Ruktiningsih menjelaskan, Negaraku hanya mengubah syair Terang Bulan. Musik pengiring Negaraku dimodifikasi dengan sentuhan orkestra. Adapun lagu Terang Bulan diiringi musik sejenis keroncong.
Negeri Tak (Lagi) Bergigi? :
Spoiler for CekiBrottt:
Betapa bedanya keadaan kita kini. Bukan hanya lagu dan tarian yang satu per satu diklaim negara lain, sumber-sumber alam dan sumber daya manusia kita pun banyak yang ada di bawah kendali orang luar.
itu semua mendorong kita bertanya, jangan-jangan kita sedang tidak dihormati oleh banyak kalangan di luar Tanah Air. Lebih dari itu, jangan-jangan kita ini sedang dilecehkan dan dimanfaatkan berbagai pihak untuk melayani kepentingan mereka sendiri, dari kepentingan ekonomi, budaya, politik, hingga radikalisme transnasional.
Jika itu benar, tampaknya tugas kita kini bukan hanya menyatakan rasa berang dan protes terhadap negeri jiran yang suka main klaim itu, tetapi juga berjuang agar bangsa ini kembali disegani bangsa-bangsa lain karena kepeloporannya.
Kita perlu tunjukkan kepada dunia bahwa bagai seekor harimau, kita tidak hanya gagah perkasa, tetapi juga bergigi lengkap dan tajam, siap menerkam setiap bentuk kesombongan, main klaim, terorisme antarnegara, dan setiap wujud ketidakadilan.
itu semua mendorong kita bertanya, jangan-jangan kita sedang tidak dihormati oleh banyak kalangan di luar Tanah Air. Lebih dari itu, jangan-jangan kita ini sedang dilecehkan dan dimanfaatkan berbagai pihak untuk melayani kepentingan mereka sendiri, dari kepentingan ekonomi, budaya, politik, hingga radikalisme transnasional.
Jika itu benar, tampaknya tugas kita kini bukan hanya menyatakan rasa berang dan protes terhadap negeri jiran yang suka main klaim itu, tetapi juga berjuang agar bangsa ini kembali disegani bangsa-bangsa lain karena kepeloporannya.
Kita perlu tunjukkan kepada dunia bahwa bagai seekor harimau, kita tidak hanya gagah perkasa, tetapi juga bergigi lengkap dan tajam, siap menerkam setiap bentuk kesombongan, main klaim, terorisme antarnegara, dan setiap wujud ketidakadilan.
Kenapa di Sebut Serumpun Sama Si Alay Gan :
Spoiler for CekiBrottt:
jika kita kembali lagi ke masa silam saat Islam mulai masuk ke pelosok dan pesisir nusantara, beberapa bangsawan yang tidak eksis di wilayah seperti Sulawesi yang dikuasai oleh Kerajaan Goa Bugis-Makassar, dalam epos lagaligo para bangsawan Kerajaan Luwu melakukan perantaun di tanah Malaysia. Para Melayu yang tidak eksis di daerah Minang dengan adanya kerajaan Sumbar, juga merantau ke Malaysia, dan runtuhnya kerajaan Majapahit membuat beberapa raja merantau ke tanah Bali bagi yang beragam Siwa, Hindu-Budha, sedangkan etnis Jawa yang sudah memeluk Islam yang berada di pesisir pantura mereka juga merantau ke Malaysia.
Artinya apa makna dari lakon sejarah ketika eksodus etnis ini terjadi ke wilayah Malasyia sekitar abad 17, Malaysia kontemporer saat ini ketika mereka kembali akan mengukuhkan jati diri akar budayanya sebagai lambang supremasi promosi pariwisata, mereka menemukan berasal dari leluhur para pelarian yang kecewa dan tergusur di tanah nusantara pada masa itu. Tentu secara mistik ini adalah luka lama dan dendam sejarah yang perlu diraih kembali demi keagungan leluhur mereka.
Walaupun Malaysia dalam kebijakan politik dalam negerinya sangat anti budaya AS dan barat, namun kebijakan diplomasi politik international mereka sangat bersahabat dengan AS dan dunia barat yang nota bene semua afiliasi Yahudi-Israel. Indonesia kalah dalam percaturan diplomasi politik international dengan Malaysia, jadi segala sengketa dalam arbitrase mahkamah international sangat jelas akan menguntungkan negeri jiran tersebut.
Indonesia adalah negara besar baik luas wilayah dan besaran penduduk di dukung oleh kekayaan alam setelah Cina, AS, dan India, plus mayoritas muslim, jadi semua bangsa merasa punya kepentingan besar atas kelansungan bisnis mereka di Indonesia termasuk masalah ideologi.
Nah, kembali lagi kepada kita, harus kemana bangsa ini menghadapi kemelut ini, gurita era globalisasi neoliberalisme dimana kita hanya menjadi penonton dan penikmat sesaat ?
Kita pernah punya Soekarno dengan slogan ‘Ganefo’ disegani oleh dunia AS/barat dan Malaysia, kita juga pernah punya Soeharto disegani karena kepeloporannya dalam gerakan non blok dan ASEAN, ternyata kepeloporan itu banyak negara-negara asing yang punya kepentingan besar di Indonesia menjadi risau dan gundah gulana. karena Malaysia of nation terror for Indonesia itu tidak perlu ada dan sejenisnya kalau para pemimpin nasional bangsa ini bisa mengelola peran-peran itu.
Artinya apa makna dari lakon sejarah ketika eksodus etnis ini terjadi ke wilayah Malasyia sekitar abad 17, Malaysia kontemporer saat ini ketika mereka kembali akan mengukuhkan jati diri akar budayanya sebagai lambang supremasi promosi pariwisata, mereka menemukan berasal dari leluhur para pelarian yang kecewa dan tergusur di tanah nusantara pada masa itu. Tentu secara mistik ini adalah luka lama dan dendam sejarah yang perlu diraih kembali demi keagungan leluhur mereka.
Walaupun Malaysia dalam kebijakan politik dalam negerinya sangat anti budaya AS dan barat, namun kebijakan diplomasi politik international mereka sangat bersahabat dengan AS dan dunia barat yang nota bene semua afiliasi Yahudi-Israel. Indonesia kalah dalam percaturan diplomasi politik international dengan Malaysia, jadi segala sengketa dalam arbitrase mahkamah international sangat jelas akan menguntungkan negeri jiran tersebut.
Indonesia adalah negara besar baik luas wilayah dan besaran penduduk di dukung oleh kekayaan alam setelah Cina, AS, dan India, plus mayoritas muslim, jadi semua bangsa merasa punya kepentingan besar atas kelansungan bisnis mereka di Indonesia termasuk masalah ideologi.
Nah, kembali lagi kepada kita, harus kemana bangsa ini menghadapi kemelut ini, gurita era globalisasi neoliberalisme dimana kita hanya menjadi penonton dan penikmat sesaat ?
Kita pernah punya Soekarno dengan slogan ‘Ganefo’ disegani oleh dunia AS/barat dan Malaysia, kita juga pernah punya Soeharto disegani karena kepeloporannya dalam gerakan non blok dan ASEAN, ternyata kepeloporan itu banyak negara-negara asing yang punya kepentingan besar di Indonesia menjadi risau dan gundah gulana. karena Malaysia of nation terror for Indonesia itu tidak perlu ada dan sejenisnya kalau para pemimpin nasional bangsa ini bisa mengelola peran-peran itu.
Sumber :
Koran Kompas Senin, 31 Agustus 2009 | 03:20 WIB, Baskara T Wardaya
http://ichwankalimasada.wordpress.co...for-indonesia/ dan http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5125340
{ 0 comments... read them below or add one }
Posting Komentar