Kebanyakan musik marawis memiliki daya tarik dan menghibur. Sayangnya, penyajian musik marawis tidak didukung kreatifitas. Akibatnya, terlihat begitu monoton dan minim kreasi.
Hal itu diungkapkan musisi, Gilang Ramadhan, saat ditemui republika.co.id, Ahad (31/7), disela acara Republika Ramadhan Fair 1432 H / 2011 M.
Gilang mengatakan kencederungan musik marawis yang monoton dari sudut kreatifitas berasal dari pola latihan yang tidak ada perubahan.
Dikatakan Gilang, yang dibutuhkan seorang musisi adalah kreativitas. Menurut dia, kreativitas itu tidak memiliki batasan. Seperti misal, dengan kreativitas mikropon yang digunakan tidak hanya berfungsi sebagai pengeras suara tetapi juga metronome atau alat musik.
Menurut Gilang, selain minim kreativitas, musisi marawis cenderung lemah dalam masalah teknik. Kelemahan itu ada karena tidak ada nya sokongan lingkungan kreatif, tidak ada pendidikan atau budaya yang baku.
Gilang mengatakan musisi Marawis membutuhkan pengetahuan tentang teori musik semisal membaca notasi. Dengan mempelajari notasi, karya yang ditampilkan akan lebih bagus lagi.
"Tentu belajar musik itu rumit, bukan berarti baca notasi itu jago, tapi pada akhirnya kembali kepada rasa.Berbicara rasa, teknik dan kreativitas, tentu akan lebih maksimal," pungkas dia.
{ 0 comments... read them below or add one }
Posting Komentar