TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menggelar buka puasa bersama di Istana Negara, Jakarta, Rabu (3/8/2011).
Hadir Ibu Negara Ny Ani Yudhoyono, Wakil Presiden Boediono dan Ny Herawati Boediono. Silahturahim dan Buka Puasa Bersama juga dihadiri Pimpinan Lembaga Negara, Dubes Negara Islam, Menteri KIB II, Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Unsur Pimpinan TNI & Polri, Pejabat Eselon I Kementerian dan para Direktur Utama BUMN.
Para undangan telah tiba di Istana Negara sekitar pukul 16.00 WIB. Istana disulap seketika seperti musholla. Ada sajadah merah dan semua tamu duduk bersila di atas sajadah tak terkecuali Presiden dan Ibu Negara. Acara dimulai dengan mendengarkan ayat suci kemudian dilanjutkan sambutan Presiden.
Presiden dalam sambutannya menyebut apa yang dia akan sampaikan sebagai renungan tujuh menit (Rentum). "Kalau ada kultum atau kuliah tujuh menit maka ini boleh dikatakan Kontum atau kontemplasi tujuh menit atau Rentum atau renungan tujuh menit," kata dia.
Dalam sambutannya Presiden mengangkat satu tema renungan kecil yaitu untuk menjawab satu pertanyaan penting di tengah masyarakat Indonesia. "Seperti apa yang hendak kita bawa dan wujudkan di tengah masyarakat," kata SBY. Setelah itu, ceramah agama oleh KH Nazaruddin Umar.
Usai mendengarkan ceramah dilanjutkan dengan doa dan setelah itu acara berbuka puasa pun dimulai. Tampak Presiden melahap menu berbuka puasa yang ada didepannya berupa kue dan minuman ringan serta air kelapa yang ada di depannya.
Duduk di barisan depan bersama SBY adalah Wapres Boediono, Ketua MPR RI Taufiq Kiemas, Ketua DPR RI Marzuki Alie, Ketua BPK Hadi Poernomo, dan pejabat tinggi negara lainnya. Menu yang disajikan sama yakni sajian berbuka dalam kotak kertas putih.
Setelah berbuka dengan menu ringan dilanjutkan dengan shalat Maghrib berjamaah. Setelah itu Presiden mengajak tamunya santap makanan "agak berat". Presiden kemudian menuju ke meja depan istana untuk santapan malam. Tercium aroma soto dari menu yang disajikan kepada Presiden.
Sementara ratusan tamu lainnya yang umumnya pejabat negara menyantap makanan di halaman depan Istana. Disitu sejumlah menu masakan ala Indonesia tersedia mulai dari soto bogor, lontong, dan sebagainya. Karena tamu yang jumlahnya besar itu, mereka yang umumnya para pejabat negara itu tetap antre untuk mendapatkan makanan.
{ 0 comments... read them below or add one }
Posting Komentar