Berhenti Merokok, Menghentikan kebiasaan merokok bukan perkara mudah jika sudah ketagihan, sehingga lebih baik tidak pernah mencobanya. Dibandingkan laki-laki, rata-rata perempuan lebih sulit untuk berhenti merokok meski kadang motivasinya lebih kuat.
Sebuah penelitian terbaru di Inggris menunjukkan, perempuan yang merokok umumnya sukses menghentikan kebiasaannya saat mengetahui dirinya hamil. Namun tak seberapa lama setelah melahirkan, sebagian akan kembali menghisap rokok seperti semula.
Dalam penelitian yang dilakukan antara tahun 1990 hingga 2007 tersebut terungkap, laki-laki lebih banyak yang sukses dalam mengatasi kecanduan rokok. Padahal berdasarkan pengisian kuisioner, perempuan rata-rata memiliki motiviasi yang lebih kuat.
Selain jenis kelamin, tingkat kesuksesan menghentikan kebiasaan merokok juga dipengaruhi oleh usia. Dikutip dari DailyMail, Selasa (31/5/2011), perokok laki-laki maupun perempuan yang lebih tua justru lebih banyak yang sukses dibandingkan yang usianya masih muda.
Fakta lain yang terungkap, daerah yang tidak banyak terdampak asap rokok justru memiliki tingkat kesuksesan lebih tinggi dalam menghentikan kebiasaan merokok yakni 57,9 persen. Sementara daerah yang profil penyakitnya lebih banyak berhubungan dengan rokok, tingkat kesuksesan hanya 52,6 persen.
Menurut penelitian yang dilakukan para ahli dari UK Centre for Tobacco Control Studies (UKCTCS) ini, orang-orang yang sulit berhenti merokok butuh intervensi berupa program pendampingan. Perokok di Inggris cukup beruntung karena pemerintah setempat menyediakan layanan semacam itu.
Namun karena ada banyak faktor yang mempengaruhi termasuk jenis kelamin dan tempat tinggal, butuh beberapa penyesuaian untuk meningkatkan tingkat kesuksesannya. Misalnya untuk ibu hamil, sebaiknya didampingi bidan yang dilatih khusus untuk menjauhkannya dari rokok.
"Khusus untuk ibu hamil, 2 kajian dari layanan National Health Service (NHS) membuktikan bahwa salah satu penanganan paling efektif adalah dengan melibatkan pelatihan sistematis terhadap para bidan," ungkap juru bicara layanan kesehatan nasional Inggris.
{ 0 comments... read them below or add one }
Posting Komentar