Pages

Jumat, 07 Juni 2013

Mengapa Ada Kartu Merah/Kuning di Sepak Bola?


type='html'>
Setiap pemain sepak bola yang melakukan pelanggaran bisa mendapat hukuman kartu kuning, bahkan kartu merah. Pernahkah terpikir kapan dan bagaimana asal-muasalnya?

Sepak bola telah ada dan dipertandingkan sejak abad 19, namun penggunaan kartu kuning dan merah baru terlaksana di pertengahan abad 20. Kisah ini berawal pada Piala Dunia 1966. Pada perempat final antara tuan rumah Inggris dan Argentina kebetulan wasit yang memimpin pertandingan berasal dari Jerman, yakni Rudolf Kreitlein.
 
Ilustrasi kartu kuning / bleacherreport.com 

Karena melakukan pelanggaran keras, kapten Argentina, Antonio Rattin, harus dikeluarkan oleh Kreitlein. Masalah perbedaan bahasa membuat hal ini sulit. Wasit asal Jerman ini hanya tahu bahasa Jerman dan Inggris, sementara Rattin tak paham apa maksud wasit asal Jerman itu. Dia pun tak segera meninggalkan lapangan.

Wasit Inggris yang ikut bertugas di pertandingan itu, Ken Aston, kemudian masuk ke lapangan. Dengan sedikit modal bahasa Spanyol, dia merayu Rattin untuk meninggalkan lapangan.

Setelah kasus ini, Ken Aston kemudian berpikir. Harus ada komunikasi universal yang bisa langsung diketahui semua orang, ketika wasit memberi peringatan kepada pemain atau mengeluarkannya dari lapangan. Dengan demikian, wasit tak perlu harus membuat penjelasan dengan bahasa yang mungkin tak diketahui pemain.

Suatu hari, dia berhenti di perempatan jalan. Melihat lampu lalu lintas, tiba-tiba saja ide muncul di otaknya. Jawabannya adalah: kartu berwarna, merah dan kuning. Bila melakukan pelanggaran dan harus diberi peringatan keras, maka kartu kuning harus diberikan. Sementara kartu merah untuk sanksi berat, dan pemain yang melakukan pelanggaran berat itu harus keluar dari lapangan.


confessionsofanewfootyfan.wordpress.com


Ia pun segera mengirim usulan pada organisasi sepak bola dunia, FIFA. Dan, idenya langsung disetujui. Maka  di Piala Dunia 1970, kartu kuning dan merah kali pertama digunakan. Ironisnya, sepanjang Piala Dunia 1970 tak satu pun pemain yang terkena kartu merah. Hanya kartu kuning yang sempat dilayangkan sehingga kartu merah tak bisa “pamer diri” pada Piala Dunia 1970.

Ada lagi satu hal unik lainnya. Meskipun ide tersebut datang dari wasit Inggris, negeri itu tak serta merta menerapkannya di kompetisi mereka. Kartu merah dan kuning baru digunakan di kompetisi sepak bola Inggris pada 1976. Pasalnya, wasit kemudian terlalu mudah mengeluarkan kartu dan diprotes banyak pemain. Oleh sebab itu, penggunaannya sempat dihentikan pada 1981 dan 1987.




 

Kamis, 06 Juni 2013

Saat Cobra Menyusupi Pemerintah


type='html'>
Film G.I Joe : Retaliation ini menceritakan tentang serangan mata-mata Cobra bernama Zartan yang mengakibatkan seluruh anggota G.I Joe tewas dan hanya tersisa Duke Hauser yang diperankan oleh Channing Tatum, Roadblock (Dwayne Johnson), dan Lady Jaye (Adrianne Palicki).

Mereka pun berencana untuk melakukan serangan balik kepada Zartan. Namun anehnya setelah kejadian penyerangan oleh Zartan terhadap anggota G.I Joe, tim G.I Joe malah dituduh sebagai penjahat perang. 
 
 has2bfilmy.com 
 
Usut punya usut akhirnya mereka tahu bahwa pemerintahan Amerika Serikat telah disusupi oleh musuh dan presiden yang sebenarnya sedang ditawan.

Karena merasa terdesak, akhirnya Roadblock memutuskan untuk meminta pertolongan kepada Joe Colton yang diperankan oleh Bruce Willis. Mampukah mereka mengalahkan Zartan dan kroni-kroninya.
 
 heavy.com
 
Menurut The Hollywood Reporter, "G.I. Joe: Retaliation" diprediksi akan mengumpulkan keuntungan di kisaran USD 40 juta hingga USD 50 juta (setara Rp 380 miliar hingga Rp 480 miliar) selama pemutaran 4 hari di area domestik sejak Rabu. Tak hanya itu, Paramount Pictures juga menilai kalau film ini akan meraih sukses secara internasional.
 
Tak ada pelajaran baru yang bisa dipetik dari film ini, selain untuk hiburan semata, melihat aksi Bruce dibalik nama besar G.I. Joe. Kalau menurut kamu?



 
 
 

Olahraga Unik ini Tercipta Berkat Petani Burma


type='html'>
Suatu ketika di awal abad 20 George Hansburg melancong ke Burma. Di sana ia bertemu dengan seorang petani miskin yang mempunyai anak perempuan bernama Pogo.

Di Burma mayoritas warganya beragama Buddha. Pogo punya keinginan berkunjung setiap hari ke kuil memanjatkan doa untuk ayahnya. Masalahnya, jarak yang harus ditempuh dari rumah ke kuil lumayan jauh serta penuh rintangan tanah berbatu dan lumpur. Pogo tak punya alas kaki untuk bepergian.

 
 onelargeprawn.co.za

Ayahnya tak kehabisan akal. Ia lalu membuatkan tongkat untuk melompat berbentuk huruf T sehingga Pogo bisa pergi ke kuil tanpa menjadi kotor. Pengalaman yang disaksikan Hansburg ini memberinya ide untuk membuat alat yang sama. Sebagai penghormatan, alat itu pun diberi nama pogo stick.

Di tahun 1919 Hansburg mematenkan pogo stick sebagai alat olahraga, namun kala itu masih terbuat dari kayu. Pada perkembangannya, bahan logam menggantikan kayu agar lebih kokoh dan awet. Penambahan pegas pada tongkat memungkinkan orang yang memakai pogo stick bisa melompat lebih tinggi dan jauh.

 
pogosticksreviews.net

Di tahun 1996, Dave Armstrong tercatat sebagai pencetus nama olahraga stunt pogo, sebuah versi ekstrim lompat pogo. Dari sini olahraga ini semakin berkembang oleh para pogoers - istilah pemain pogo - seiring berbagai gaya yang ditemukan. Pada prinsipnya sama seperti gaya yang dipakai dalam trik sepeda BMX, skateboard, atau Motocross. Misalnya "Can-Can" dan "Heel Clicker".

Rekor seorang pogoers yang bisa melompat paling tinggi saat ini masih dipegang oleh Fred Grzybowski, dia mencapai ketinggian 2,7 meter.


 





Sumber:
detik
Rabu, 05 Juni 2013

Mengapa Takut dan Jijik Saat Melihat Darah?


type='html'>
Melihat darah bisa menjadi suatu hal yang sulit dilakukan, bahkan bagi beberapa orang bisa merasa mual, jijik, hingga pingsan. Mengapa ini bisa terjadi?

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Isaac Marks dari Institute of Psychiatry di London menyimpulkan Sekitar 30 persen anak-anak takut melihat darah. Ketakutan ini pada akhirnya berlanjut hingga usia dewasa. Rasa trauma yang mendalam ini mengakibatkan rata-rata 15 persen orang dewasa merasa takut menyumbangkan darah.
 
Ilustrasi pingsan melihat darah / gainesonbrain.com
 
Merasa lemah saat melihat darah umumnya berasal dari reaksi berlebihan dari respon vasovagal.  Respon vasovagal terjadi karena melambatnya jantung dan pelebaran arteri sehingga tekanan darah melambat dan darah turun ke kaki. Akhirnya otak kekurangan darah yang kaya oksigen dan menyebabkan orang merasa pusing dan bahkan pingsan. Hal ini merupakan sebuah refleks rasa takut yang evolusioner yang menjadi mekanisme bertahan hidup manusia.

Mekanisme bertahan hidup ini baik bila, katakanlah Anda perlu berpura-pura mati di hadapan satu predator. Situasi inilah yang mungkin menjadi awal dari mekanisme ini. Dan jika Anda berdarah, detak jantung yang melambat mungkin menolong mencegah kehilangan terlalu banyak darah. Tapi dalam kebanyakan kasus, demikian tulis Popular Science, mekanisme ini justru menjadi sebuah gangguan.


Hematophobia
Orang-orang yang mengalami rasa takut berlebihan melihat darah disebut hematophobia. Hematophobia ini dapat terjadi secara langsung, seperti pengalaman pribadi yang menimbulkan pendarahan seperti kecelakaan medis atau prosedur pengambilan darah seperti suntikan, transfusi darah, dan sejenisnya. Namun, juga bisa terjadi secara tidak langsung, seperti melihat orang lain kecelakaan dan mengeluarkan darah.

Phobia memang kerapkali muncul dari rasa trauma di masa lalu terhadap sesuatu yang memunculkan sugesti hingga ketakutan tersebut menjadi berlebihan. Phobia dapat disebabkan oleh berbagai macam hal. Peristiwa traumatis di masa kecil dianggap sebagai salah satu kemungkinan penyebab terjadinya phobia.

Bagaimana cara mengatasinya, apalagi bagi mereka yang bercita-cita kerja di bidang medis? Melawan phobia terampuh adalah dengan menjadikannya hal yang biasa. Jadi, semakin sering orang melihat darah atau memikirkan darah, semakin berkurang rasa jijik tersebut. Demikian kata Alan Manevitz, seorang psikiater di Weill Cornell Medical Center di New York.

Pada beberapa kasus, phobia spesifik - memiliki ketakutan yang berlebihan terhadap objek yang spesifik -  harus diatasi dengan mengikuti terapi dan konsultasi pada dokter ahli. Nah, jika Anda termasuk penderita hematophobia berusahalah mengatasinya.




 
 
 
 
 

Selasa, 04 Juni 2013

Ketahui Orang Berbohong dari Hidungnya


type='html'>
Ingat Pinokio? Bila ia berbohong maka hidungnya memanjang. Ternyata cerita yang ditulis  arlo Collodi ini bisa dibuktikan secara ilmiah. Memang, orang yang berbohong hidungnya tak akan menjadi panjang. Namun, memang ada perubahan pada indera penciuman kita ini kalau berbohong.

Menurut Emilio Gomez Milan dan Elvira Salazar Lopes, peneliti dari University of Granada, seperti dilansir oleh NY Daily News, rasa cemas menyebabkan ujung hidung bertambah panas. Artinya ada perubahan suhu pada hidung kalau berbohong, maklum takut ketahuan, kan?

 


Nah, para ilmuwan tersebut menemukan setelah melakukan tes pada partisipan melalui kamera pendeteksi panas. Peneliti menamakan ini 'Pinokio Effect'. Penelitian ini menunjukkan bahwa suhu pada ujung hidung partisipan berubah-ubah sesuai dengan mood. Begitu juga dengan otot orbital pada sudut bagian dalam mata.

Selain itu mereka juga mengklaim bahwa suhu tubuh juga dapat mendeteksi hasrat seksual pria dan wanita. Ketika merasakan gairah seksual, suhu tubuh bagian dada dan daerah genital akan meningkat.

Kesimpulannya, ketika seseorang berbohong, korteks insular pada otak akan berubah dan menyebabkan perubahan suhu tubuh. Hal ini karena korteks insular berkaitan dengan pengaturan suhu tubuh.

Sayangnya tak semua orang bisa mengetahui perubahan suhu ujung hidung orang lain. Jika ingin tahu apakah orang tersebut berbohong atau tidak, setidaknya Anda harus menggunakan pemindai suhu tubuh. Wah repotnya...



 


Sumber:
merdeka

Serangga Unik, Tubuh Mini Sperma Raksasa


type='html'>Kutu tanah jenis Zorotypus impolitus ternyata memiliki sel kelamin dan perilaku seks yang unik. Ilmuwan mengungkapnya dalam riset yang dipublikasikan di jurnal Naturwissenschaften edisi Mei 2013.

Romano Dallai dari University of Sinea, Italia, dan rekannya mengungkap bahwa kutu tanah jenis ini hanya menghasilkan satu sperma setiap kali perkawinan. Namun, walau cuma satu, ukuran sperma yang dihasilkan secara relatif tergolong raksasa, setara dengan panjang tubuhnya, yakni sekitar 3 milimeter.


Sperma dibungkus dalam spermatopora. Meski ukuran sperma mencapai 3 mm, spermatopora Z impolitus hanya selebar 0,1 mm. Serangga lain umumnya punya spermatopora selebar 2 milimeter. Spermatopora Z. impolitus merupakan yang terkecil dibandingkan serangga lain.

Dallai dan timnya menaruh koloni Z. impolitus di laboratorium dan mengamati perilaku seks serta sperma dan spermatoporanya. Dari hasil penelitian, mereka menyadari bahwa Z. impolitus berbeda dengan serangga pada umumnya.


Z. impolitus termasuk dalam ordo serangga Zoraptera, golongan kutu tanah yang tanpa alasan jelas juga sering disebut serangga malaikat. Ordo tersebut masuk dalam golongan serangga bersayap (Pterygota).

Pada umumnya, jantan serangga bersayap mentransfer sperma langsung ke saluran kelamin betina. Namun, hal berbeda ditemukan pada Z. impolitus. Fauna spesies ini mentransfer sperma secara eksternal.

Kutu tanah melakukan transfer sperma secara eksternal. "Ini pertama kali kami menemukan transfer sperma secara eksternal di golongan serangga Pterygota. Jantan menaruh sperma di atas tanah dan betina mengambilnya," urai Dallai seperti dikutip New Scientist, Jumat (24/5/2013).

Menurut Dallai, cara Z. impolitus sebenarnya telah ditinggalkan banyak serangga sejak lama. Namun, cara spesies ini mentransfer sperma bisa menjadi representasi dari tahapan evolusi senggama atau kopulasi.

Dallai mengatakan, Z. impolitus sudah lebih maju dari Collembola. Sementara lalat buah jantan lebih maju dari Z. impolitus karena sudah menaruh sperma di alat kelamin betina dengan bagian yang tersisa di luar dimakan oleh betina.


Selain cara transfer sperma, proses kawin Z. impolitus juga unik. Betina memulai dengan mendekati jantan, menggosoknya dengan antenanya. Jika jantan berminat kawin, jantan akan bergerak ke belakang betina, sedikit menari, bergerak maju mundur, menundukkan kepala, dan menggetarkan antena.

Puncak dari proses kawin adalah ketika jantan menyelip di bawah betina untuk beberapa detik dan meletakkan spermatopora di bagian perutnya. Bila diibaratkan manusia, tahapan ini adalah tahap ejakulasi.

Tentang jumlah sperma yang hanya satu dan berukuran raksasa, Dallai menilainya aneh. Pejantan harus berupaya sebaik mungkin untuk sukses membuahi betina. Mengapa tak memproduksi banyak agar jika satu sperma gagal masih ada sperma lain yang akan membuahi?

Namun, di sisi lain, cara Z. impolitus juga masuk akal. Dallai mengatakan, sperma yang besar akan memenuhi saluran reproduksi betina. Dengan demikian, saluran tersumbat, tak ada pejantan lain yang bisa membuahi. Dengan hanya memberi satu sperma pada satu betina, jantan juga memastikan bahwa dirinya masih punya stok untuk betina lain.

Sumber :
sains.kompas.com
Senin, 03 Juni 2013

5 Kota Dunia Ini Akan Tenggelam


type='html'>
Ancaman banjir, penurunan tanah (land subsidence) serta naiknya air laut jadi ancaman bebarapa kota besar dunia. Bukan tak mungkin bila dalam 20 hingga 80 tahun ke depan ada kota yang akan lenyap dari peta bumi.

Simak 5 kota dunia yang terancam tenggelam berikut ini.


1. Bangkok
 
bangkoksuccess.com

Pada tahun 2100, Bangkok diprediksi akan menjadi Atlantis kedua. Ibukota Thailand tersebut tenggelam disebabkan beberapa faktor, antara lain perubahan iklim karena efek rumah kaca, naiknya permukaan air laut, erosi pantai, dan pergeseran tanah.

Prediksi tersebut dikemukakan oleh kepala Pusat Peringatan Bencana Nasional Thailand Smith Dharmasaroja. Oleh sejumlah pihak, prediksi Smith ditanggapi serius. Sebelumnya dia sudah meramalkan adanya Tsunami di sekitar Samudera Hindia pada tahun 2004.

Selain itu, letak kota yang berada 1,5 meter di bawah permukaan laut menyebabkan Bangkok selalu mengalami banjir setiap tahun.

 

2. Ho Chi Minh City
 
tamsingh.com

Salah satu kota di Asia Tenggara yang terancam tenggelam adalah Ho Chi Minh City. Setiap tahun, ketinggian banjir meninggi setinggi 2 sentimeter.

 

3. Shanghai 
adage.com

Struktur tanah yang semula daerah rawa yang kemudian dipenuhi oleh bangunan pencakar langit, menyebabkan permukaan tanah Shanghai menurun setengah inchi setiap tahunnya.

Kebutuhan akan bangunan pencakar langit tersebut meupakan imbas dari melonjaknya populasi penduduk Shanghai. Pada tahun 2001, penduduk kota yang berada di muara Sungai Yangze ini berjumlah 20 juta orang.

 

4. Mumbai
 

cse.iitb.ac.in

Pada tahun 2008, Kelompok aktivis Greenpeace memperkirakan, pada tahun 2100, kota Mumbai akan tenggelam oleh air laut. Naiknya air laut hingga 5 meter disebabkan oleh mencairnya es kutub.

Dalam laporan yang berjudul ‘Iklim Migran di Asia Selatan’ Greenpeace mencairnya es kutub disebabkan oleh meningkatnya suhu bumi hingga 4-5 derajat karena pemanasan global.

 

5. Jakarta

 straitstimes.com

Selain letak geografis yang berada di bawah permukaan air laut, kebutuhan akan air tanah yang tinggi ditengarai menjadi salah satu penyebab tenggelamnya daratan Jakarta. Populasi penduduk yang terus meningkat menjadi alasan utama kebutuhan akan air tanah. Dalam kurun waktu 20 tahun ke depan, diperkirakan jumlah penduduk di Ibukota meningkat hingga 40 juta jiwa.

Pakar hidrologi asal Belanda, JanJaap Brinkman menjelaskan, jika proses penyedotan air yang terus-menerus dilakukan tidak segera dihentikan, di akhir abad, Jakarta akan tenggelam.

“Jika ekstraksi (penyedotan) air tanah tidak segera dihentikan, di penghujung abad, Jakarta akan tenggelam dengan kedalaman lima hingga enam meter,” jelasnya seperti dikutip theatlanticcities.com.







Sumber:
Minggu, 02 Juni 2013

Gajah pun Tahu Kalau Manusia Pemangsa No. 1


type='html'>
Mahluk apa yang paling ditakuti hewan? Jawabannya mudah: manusia. Sebesar apa pun binatang tersebut, tetap saja manusia jadi ancaman paling menakutkan. Gajah pun merasakan hal ini.

Baru-baru ini, para peneliti meneliti keadaan emosional gajah yang berada di taman nasional dan yang berada di hutan liar Afrika.  Hasilnya, diketahui gajah yang tinggal di Serengeti National Park di Tanzania memiliki tingkat stres yang lebih rendah, daripada gajah yang berada di alam lepas atau luar hutan lindung.
 
 darkestafrica.de

Metode penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan sejumlah sampel kotoran gajah yang berada di area Serengeti National Park, lalu dibandingkan sampel kotoran yang didapat dari hutan liar.

Ternyata, kotoran gajah yang berasal dari hutan liar memiliki tingkat Gluccorticoid yang sangat tinggi. Gluccorticoid adalah hormon yang diproduksi gajah saat sedang stres. Ini disebabkan gajah merasa stres karena sangat beresiko diburu dan diganggu oleh manusia.

Sementara gajah yang berada di Serengeti National Park memiliki tingkat hormon Gluccorticoid yang rendah.

Para peneliti juga mengawasi pagar-pagar pembatas di Serengeti National Park yang terbuka, sehingga memungkinkan beberapa hewan keluar-masuk di taman nasional itu.

Setelah diamati, banyak gajah jantan yang memilih untuk masuk ke dalam taman nasional, yang mengindikasikan bahwa gajah lebih kerasan tinggal di tempat yang aman.

Dr Eivin Roskaft dari Norwegian University of Science and Technology menjelaskan, mengapa gajah lebih memilih untuk tinggal di dalam taman nasional.

"Dengan masuknya gajah ke dalam taman nasional, itu menunjukkan bahwa gajah menghindari interaksi dengan manusia," kata Roskaft.

Menurut dia, tindakan gajah yang menjauh dari manusia adalah pilihan tepat. Hasil dari penelitian ini harus menjadi perhatian dari pemerintah setempat.

"Gajah memilih daerah di dalam taman nasional sebagai tempat yang aman. Ini menunjukkan bahwa kawasan taman nasional sangat penting untuk melindungi dan meningkatkan kesejahteraan gajah. Pemerintah setempat harus memberikan ruang yang aman bagi gajah agar terhindar dari perburuan," tegas Roskaft.

"Ancaman terbesar gajah Afrika dan hewan lainnya adalah manusia. Hewan-hewan yang berada di hutan liar pasti akan dibunuh oleh manusia, untuk diambil gadingnya dan dikonsumsi dagingnya," ucap Roskaft. Hasil dari penelitian ini telah diterbitkan di African Journal of Ecology.




 


Sumber:
viva