Pages

PLN Pasang 576 Timba di Kawasan Bromo



PASURUAN - Semburan abu vulkanik bercampur pasir halus Gunung Bromo tidak hanya membuat repot masyarakat Sukapura dan sekitarnya. Abu vulkanik ini juga menyerang jaringan listrik di kawasan tersebut.

Dua penyulang (saluran) Sumber dan penyulang Bromo yang terdiri dari 27 gardu travo menjadi tergganggu. Aliran listrikpun menjadi byar pet. Untuk menjaga agar kawasan Bromo tidak menjadi kota mati, PLN Area Pelayanan Jaringan (APJ) Pasuruan, bekerja keras menjaga aliran listrik tetap menyala.

Matinya aliran listrik ini disebabkan karena timbunan abu vulkanik menutup isolator travo. Salah satu inovasi adalah dengan memasang timba (ember) sebagai penutup isolator travo tersebut. Timba yang dipasang terbalik ini berfungsi untuk menahan timbunan abu vulkanik. Namun upaya ini ternyata masih belum menjamin saluran listrik terus menyala.

"Karakter abu vulkanik ini bisa berputar dari bawah ke atas. Sehingga meski telah ditutup timba, isolator tersebut masih bisa tertutupi abu vulkanik. Sampai saat ini kami sudah menggunakan tehnologi Mc Giver (inovasi timba) sebanyak 576 timba," kata Sigit Witjaksono, Manajer PLN APJ Pasuruan.

Menurutnya, dengan karakter abu vulkanik tersebut, pihaknya harus tetap menjaga agar gardu travo terbebas dari timbunan abu vulkanik. Sehingga setiap saat harus dilakukan perawatan dengan cara membersihkan abu vulkanik yang menempel. Abu vulkanik ini juga mengandung zat kimia yang dapat merusak pembungkus kabel.

"Tidak cukup dengan menyemprot air. Tapi isolator itu harus dibersihkan dengan cara disikat satu persatu. Jika tidak, akan terjadi konsleting (hubungan arus pendek). Perawatan dengan tehnologi Mc Giver harus dilakukan setiap saat," tambah Iwan Sulistijono, Asisten Manajer Distribusi APJ Pasuruan.

Untuk menjaga agar kawasan Bromo tetap menyala adalah dengan menyiapkan tujuh regu tim penyelamat. Masing-masing regu beranggota empat orang. Setiap regu ini hanya mampu bekerja untuk perawatan gardu travo maksimal tiga buah.

Akibat guyuran abu vulkanik gunung Bromo, lanjut Sigit, potensi Kwh PLN APJ Pasuruan yang tidak terjual adalah Rp 10 juta kali 25 hari. Selain itu juga terdapat kerusakan travo sebanyak lima buah masing-masing senilai Rp40 juta.

"Jika dibanding dampak ekonomis di masyarakat, potensi kerugian PLN tidak seberapa. Tugas kami adalah terus menjaga agar kawasan Bromo tidak menjadi kota mati. Apalagi di kawasan tersebut terdapat berbagai sarana vital, seperti pos pamantau Gunung Bromo, repeater radio komunikasi milik Hankam, Perhubungan dan PLN," ujar Sigit

{ 0 comments... read them below or add one }

Posting Komentar